CeritaWarga Ngurak Urak Menyusuri Kegelapan Luweng Kendil dan Panggang demi Cari Air akhirnya mereka terpaksa membeli air dari tangki yang berasal dari Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah. Satu tangki air seharga sampai Rp220 ribu. Ribut (35), Harmanto, dan beberapa pemuda yang tergabung dalam wadah Sanggar Lumbung Kawruh Pedukuhan
Joko Kendil adalah putra raja Asmawikana dari Kerajaan Ngambar Arum, Jawa Tengah, Indonesia, yang lahir dalam keadaan cacat, yaitu kepalanya berbentuk kendil. Kedhil dalam bahasa Jawa berarti panci atau periuk. Menurut cerita, Joko Kendil mengalami cacat akibat disihir oleh seorang dukun sejak ia masih dalam rahim ibundanya. Meski keadaannya demikian, Joko Kendil berhasil menikah dengan seorang putri raja yang cantik nan rupawan. *** Dikisahkan di daerah Jawa Tengah, Indonesia, hiduplah seorang raja bernama Asmawikana yang bertahta di Kerajaan Ngambar Arum. Raja Asmawikana mempunyai seorang permaisuri bernama Prameswari dan seorang selir bernama Dewi Dursilawati. Namun ia belum mempunyai seorang putra mahkota yang kelak akan meneruskan tahta kerajaan. Hal ini membuat hati sang Raja menjadi sedih. Setiap hari ia selalu duduk termenung di singgasananya. Sebenarnya, Prameswari sudah dua kali mengandung, tetapi dua kali juga keguguran. Penyebab Prameswari keguguran karena ulah Dewi Dursilawati yang iri hati kepadanya. Ia mencampuri racun ke dalam makanan dan minuman Prameswari secara diam-diam. Dewi Dursilawati melakukan hal itu karena ia menginginkan putra yang lahir dari rahimnyalah yang akan menggantikan kedudukan Raja Asmawikana kelak. Pada suatu sore, ketika Raja Asmawikana sedang duduk termenung di singgasananya, tiba-tiba muncul perasaan curiga terhadap selirnya Dewi Dursilawati. “Wah, jangan-jangan Dewi Dursilawati telah mencampurkan racun ke dalam makanan Prameswari,” pikirnya. Sejak itu, Raja Asmawikana selalu memperhatikan kesehatan Prameswari, khususnya dalam hal makanan. Ketika Prameswari mengandung putranya yang ketiga, ia pun memerintahkan kepada para dayang-dayang istana agar memeriksa makanan dan minuman yang akan dihidangkan kepada Prameswari dan mengawasi sang permaisuri pada saat makan. “Wahai, Dayang-dayang! Ingat, jangan biarkan permaisuri Prameswari makan dan minum tanpa sepengetahuan kalian! Kalian harus mengawasi semua hidangan yang akan disantapnya!” titah Raja Asmawikana. “Baik, Baginda!” jawab dayang-dayang tersebut serentak. Sejak itu, segala kebutuhan makanan dan minuman Prameswari senantiasa dalam pengawasan para dayang- dayang istana. Dengan demikian, Dewi Dursilawati tidak dapat lagi meracuni Prameswari. Namun, selir raja yang licik itu tidak kehabisan akal. Ia pergi ke seorang nenek dukun untuk meminta bantuan agar menyihir bayi yang ada di dalam kandungan Prameswari. “Hai, Nenek Dukun! Aku ingin meminta bantuanmu! Sihirlah bayi yang ada di dalam kandungan Prameswari supaya menjadi cacat!” pinta Dewi Dursilawati. Nenek sihir itu pun bersedia mengabulkan permintaan Dewi Dursilawati. Begitu kandungan Prameswari berusia sembilan bulan, dukun itu menyihir bayi yang tak berdosa itu. Tak berapa lama kemudian, Prameswari pun melahirkan seorang anak laki-laki. Alangkah terkejutnya keluarga istana, terutama Raja Asmawikana, ketika melihat putranya lahir dalam keadaan cacat, yaitu kepalanya berbentuk kendil panci. Ia dan permaisurinya sangat sedih melihat keadaan putra mereka. Sang Permaisuri menangis siang dan malam. Meski demikian, mereka tetap menerima keadaan itu dengan lapang dada. Bayi yang diberi nama Joko Kendil itu mereka rawat dengan penuh kasih sayang. Namun, Raja Amawikana tidak ingin putranya cacat seumur hidup. Untuk itu, ia pun memerintahkan pengawalnya untuk memanggil seorang pertapa yang terkenal sakti mandraguna untuk melihat keadaan putranya. Pada suatu hari, pertapa itu pun datang ke istana menghadap kepada Raja Asmawikana. “Ampun, Gusti! Apa yang bisa hamba bantu?” tanya pertapa itu sambil memberi hormat. Raja Asmawikana pun menceritakan perihal keadaan putranya yang lahir dalam keadaan cacat itu. “Wahai, Pertapa! Apakah kamu mengetahui penyebab penyakit yang diderita putraku? Apakah penyakitnya masih bisa disembuhkan?” tanya Raja Asmawikana dengan perasaan haru. “Ampun, Gusti! Menurut pengetahuan hamba, putra paduka terkena sihir. Sebaiknya paduka menitipkan putra paduka kepada seorang nenek yang bernama Mbok Rondho. Ia tinggal di pinggir sungai di wilayah perbatasan kerajaan paduka. Suatu hari kelak, putra paduka akan menjadi kesatria setelah menikah dengan seorang putri raja,” ramal pertapa itu. “Terima kasih atas bantuanmu, Pertapa!” ucap Raja Asmawikana. Setelah mendapat saran dari sang pertapa, Raja Asmawikana segera mengirim utusan untuk menitipkan putranya kepada Mbok Rondho. Ia juga memerintahkan beberapa pengawalnya yang lain untuk menangkap dukun yang telah menyihir putranya untuk dihukum pancung. Namun sayang, dukun itu telah kabur dari rumahnya untuk menyelamatkan diri. Rupanya, Dewi Dursilawati telah memberitahu perihal penangkapan itu kepada si dukun. Sementara itu di tempat lain, para utusan raja telah tiba di rumah Mbok Rondho untuk menyerahkan Joko Kendil. “Mbok Rondho! Kami adalah utusan Raja Asmawikana. Kanjeng Gusti memerintahkan kami untuk menitipkan putranya kepada Mbok. Sebagai ucapan terima kasih, Kanjeng Gusti juga menitipkan emas, intan, dan permata untuk bekal hidup Mbok bersama Joko Kendil,” pesan salah seorang utusan. Mbok Rondho pun menerima Joko Kendil dengan senang hati. Ia berjanji akan merawat dan membesarkan Joko Kendil dengang penuh kasih sayang. Sejak itu, Joko Kendil berada di bawah asuhan Mbok Rondho. Ketika Joko Kendil berumur belasan tahun, Mbok Rondho sering mengajaknya ke pasar dan ke ladang. Joko Kendil adalah anak yang rajin, baik hati, dan suka membantu orang-orang yang sedang kesusahan. Tak heran, jika semua orang sayang kepadanya. Waktu berjalan begitu cepat. Joko Kendil pun tumbuh menjadi pemuda dewasa. Ia pun semakin rajin membantu ibu angkatnya bekerja di ladang. Ia juga suka membantu masyarakat di sekitarnya yang membutuhkan tenaganya. Pada suatu hari, raja dari negeri seberang dengan rombongannya sedang mengadakan rekreasi di sungai di dekat Dusun Kasihan tempat tinggal Mbok Rondho dan Joko Kendil. Dalam rombongan tersebut hadir pula permaisuri dan putrinya yang jelita bernama Putri Ngapunten. Masyarakat Dusun Kasihan pun berbondong- bondong untuk melihat rombongan raja yang sedang berekreasi tersebut. Tak terkecuali Joko Kendil dan Mbok Rondho. Saat pertama kali melihat Putri Ngapunten, Joko Kendil pun langsung jatuh hati. Ia terus menatap wajah putri raja yang cantik nan rupawan itu hingga rombongan raja tersebut kembali ke negerinya. Bahkan, di sepanjang perjalanan pulang ke rumahnya, wajah cantik Putri Ngapunten selalu terbayang-bayang di hadapannya. Joko Kendil benar-benar jatuh hati kepada Putri Ngapunten dan berniat untuk meminangnya. Setibanya di rumah, ia pun menyampaikan niat tersebut kepada ibu angkatnya. “Bu! Joko jatuh hati kepada putri raja dari negeri seberang itu. Bersediakah Ibu melamarnya untukku?” pinta Joko Kendil. Alangkah terkejutnya Mbok Rondho mendengar permintaan putra angkatnya itu. “Ah, kamu jangan meminta yang aneh-aneh, Putraku! Mana mungkin Raja Negeri Seberang itu akan menerima pinanganmu dengan keadaanmu seperti ini. Apalagi dia itu putri raja satu-satunya. Sebaiknya, kamu urungkan saja niatmu itu, Putraku!” kata Mbok Rondho menasehati Joko Kendil. “Tidak, Bu! Apa salahnya jika Ibu mencobanya dulu,” desak Joko Kendil. Mulanya, Mbok Rondho menolak untuk memenuhi permintaan Joko Kendil. Namun, karena terus didesak, akhirnya ia pun bersedia untuk memenuhi permintaan putra kesayangannya itu. Ia pun segera ke istana untuk menyampaikan niat Joko Kendil kepada Raja Asmawikana. Penguasa Kerajaan Ngambar Arum yang bijak itu pun menyetujuinya. “Baiklah, Mbok Rondho! Aku merestui putraku menikah dengan Putri Ngapunten. Tapi, aku mohon Mbok Rondho yang datang ke Kerajaan Seberang untuk meminang putri raja itu. Aku akan menyiapkan segala keperluan pinangan ini dan mengutus beberapa pengawalku untuk mendampingimu ke sana,” pinta Raja Asmawikana. Mbok Rondho pun tidak kuasa untuk menolak permintaan Raja Asmawikana. Pada hari yang telah ditentukan, Mbok Rondo bersama utusan raja pun berangkat ke Kerajaan Seberang dengan membawa perhiasan emas dan intan permata untuk dipersembahkan kepada putri raja. Pada malam sebelum Mbok Rondho berangkat ke Kerajaan Seberang, Joko Kendil berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar pinangannya diterima. Berkat doanya tersebut, Tuhan pun membuka hati Raja Negeri Seberang melalui mimpi. Suatu malam, sang Raja bermimpi kejatuhan sebuah kendil. Ajaibnya, ketika kendil itu diberikan kepada putrinya, kendil itu tiba-tiba berubah menjadi seorang kesatria yang gagah dan tampan. Raja Negeri Seberang pun berharap mimpi tersebut menjadi kenyataan. Maka, ketika Mbok Rondho bersama utusan Raja Asmawikana datang meminang putrinya, ia pun langsung menerimanya. “Pinangan Joko Kendil saya terima. Kembalilah ke negeri kalian untuk menyampaikan berita gembira ini kepada Raja Asmawikana! Sampaikan kepadanya bahwa pesta pernikahan Joko Kendil dengan putriku akan dilaksanakan pekan depan!” seru Raja Negeri Seberang. “Baik, Gusti!” ucap Mbok Rondho dengan senang hati. Mbok Rondho bersama utusan raja pun mohon diri kembali ke istana untuk menemui Raja Asmawikana. Mendengar berita gembira tersebut, Raja Asmawikana segera memerintahkan seluruh pengawalnya untuk menyiapkan segala keperluan pesta pernikahan putranya. Pada hari yang telah ditentukan, pesta pernikahan Joko Kendil dengan Putri ngapunten pun dilangsungkan dengan meriah di istana Negeri Seberang. Pesta tersebut dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan seni dan tari. Undangan yang hadir pun datang dari berbagai penjuru negeri. Ketika Joko Kendil dan Putri ngapunten sedang duduk bersanding di atas pelaminan, para undangan tiba-tiba menjadi gaduh. Banyak di antara mereka yang menyesali atas pernikahan tersebut, karena kedua mempelai bukanlah pasangan yang serasi. Putri ngapunten adalah seorang putri raja yang cantik nan rupawan, sedangkan Joko Kendil putra raja yang memiliki bentuk kepala yang sangat buruk, yakni menyerupai kendil. Di tengah kegaduhan tersebut, tiba-tiba terjadi peristiwa ajaib. Joko Kendil tiba-tiba menghilang entah ke mana, sehingga Putri ngapunten tampak duduk seorang diri di atas pelaminan. Beberapa saat kemudian, tiba- tiba seorang pemuda tampan dan gagah muncul di antara kerumunan undangan, lalu berjalan menuju ke pelaminan dan duduk di samping Putri ngapunten. Para undangan tersentak kaget bercampur rasa senang ketika menyaksikan peristiwa ajaib itu. Mereka baru menyadari bahwa ternyata Joko Kendil adalah seorang putra raja yang tampan dan gagah. Akhirnya, pesta pernikahan berlanjut dengan suasana meriah. Para undangan pun merasa senang dan gembira menyaksikan kedua mempelai pengantin yang duduk di pelaminan. Kini, kedua mempelai tersebut telah menjadi pasangan yang sangat serasi. Mereka hidup bahagia dan harmonis dalam menjalani bahtera rumah tangga. Tidak lama setelah menikah, Joko Kendil dinobatkan menjadi raja untuk menggantikan ayahandanya yang usianya sudah mulai udzur. Seluruh keluarga istana merasa sangat bahagia atas penobatan Joko Kendil sebagai raja, kecuali Dewi Dursilawati. Ia merasa dengki dan iri hati, karena belum mendapat seorang putra yang diharapkannya untuk menjadi raja. Karena perasaan dengki itu, ia berniat untuk mencelakai istri Joko Kendil. Namun, niat busuk itu terlebih diketahui oleh Raja Asmawikana melalui petunjuk dari sang pertapa, sehingga ia gagal melaksanakannya. Ia melarikan diri masuk ke dalam hutan, karena takut mendapat hukuman dari Raja Asmawikana. Pada saat itulah, ia terperosok masuk ke dalam jurang dan tewas seketika. *** Demikian KISAH JOKO KENDIL dari daerah Jawa Tengah, Indonesia. Cerita di atas termasuk kategori dongeng yang di dalam terkandung nilai-nilai moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Nilai moral yang terkandung di dalam cerita di atas adalah sifat dengki, yaitu suatu sifat yang tidak senang atas keberhasilan atau kenikmatan yang diperoleh orang lain dan berusaha untuk mecelakainya. Sifat dengki ini harus kita jauhi, karena ia bagaikan racun yang dapat mengubah rasa kasih sayang menjadi kebencian, bahkan hingga ke pembunuhan sekalipun. Hal ini ditunjukkan oleh sifat Dewi Dursilawati yang merasa iri dan dengki terhadap Prameswari, sehingga ia selalu berusaha untuk mencelakai Prameswari dan bayinya. “ kalau suka iri mengiri, sahabat menjauh, saudara pun lari, kalau suka dengki mendengki, orang muak Tuhan pun benci”. Agatha Nicole Tjang – Ie Lien Tjang © 
harusmenanak nasi menggunakan belanga (kendil) seperti orang-orang Jawa pada umumnya. Jaka Tarub sangat menyesal atas kelancangannya, tetapi penyesalan itu tidak berguna. Setiap hari ia harus menumbuk padi. Nawang Wulan setia menemani suaminya saat dia sedang menumbuk padi. Lama-Bancakan 17 kelamaan tumpukan padi di lumbung menipis. - Daerah Jawa Tengah memiliki beragama cerita rakyat. Salah satunya adalah Joko Kendil yang merupakan cerita rakyat Jawa ini menceritakan tentang seorang pemuda yang memiliki bentuk tubuh seperti kendil karena kehendak dewa. Berikut ini cerita rakyat Jawa Tengah, Joko Kendil Joko Kendil Bertubuh Kendil Pada dahulu kala di wilayah terpencil di Jawa Tengah, ada seorang janda miskin. Ia memiliki anak laki-laki yang bentuknya mirip periuk untuk menanak nasi. Di Jawa Tengah, periuk yang digunakan untuk menanak nasik disebut kendil. Karena, anak laki-laki itu mirip dengan kendil, maka ia dikenal dengan nama Joko Kendil. Walaupun anaknya seperti kendil, tapi sang ibu tidak merasa malu maupun menyesal. Sebaliknya, ia bahkan menyayangi dengan tulus. Saat masih kecil, Joko Kendil seperti anak-anak seusianya, ia seorang jenaka dan disenangi teman-temannya. Suatu hari ada pesta perkawinan di dekat desanya, diam-diam Joko Kendil menyelinap ke dapur. Seorang ibu memuji keindahan kendil yang dapat menjadi tempat kue dan buah-buahan. Ia tidak tahu bahwa kendil yang dimaksud adalah manusia. Setelah terisi penuh, kendil yang tidak lain Joko Kendil secara perlahan menggelinding keluar. Baca juga Legenda Danau Kelimutu, Cerita Adanya Tiga Warna Air Danau Melihat kejadian itu, orang-orang yang melihat berteriak ajaib!. Lantas, mereka berebutan untuk memiliki kendil ajaib itu. Joko Kendil semakin cepat menggelinding dan pulang ke rumah. Setibanya di rumah, Joko Kendil langsung menemui ibunya. Ibunya heran karena Joko Kendil membawa kue yang sangat banyak. Lalu, Joko Kendil menceritakan kejadian yang baru dialaminya. Semua kue yang dibawa pulang bukan hasil mencuri melainkan pemberian ibu-ibu dalam pesta perkawinan. Karena, kendil yang indah itu lebih tepat digunakan untuk menyimpan kue ketimbang untuk menanak nasi. Joko Kendil Melamar Puteri Raja Tahun demi tahun, Joko Kendil tumbuh semakin dewasa. Tapi, tubuhnya tidak berubah, ia tetap seperti kendil. Suatu hari, Joko Kendil mengutarakan keinginannya menikah pada ibuya. Ibunya bingung, siapa yang mau menikah dengan anak berbentuk kendil. Ibunya semakin dibuat bingung, karena Joko Kendil hanya mau menikah dengan puteri raja. Ibu Joko Kendil menasehati anak laki-lakinya bahwa mereka orang miskin terlebih dengan bentuk tubuh kendil yang dimiliki Joko Kendil. Namun, Joko Kendil tetap mendesak untuk dilamarkan dengan puteri raja. Akhirnya pada hari yang ditentukan, Joko Kendil dan ibunya menghadap raja. Baca juga Legenda Batu Bagga, Kisah Anak Durhaka dan Perahunya yang Dikutuk Menjadi Batu Raja memiliki tiga orang puteri yang cantik jelita. Dengan hati-hati, ibu Joko Kendil menyampaikan maksudnya untuk melamar salah satu puteri sangat terkejut, tapi dengan bijaksana ia menanyakan jawaban kepada ketiga puterinya. Berbagai macam jawaban yang diberikan puterinya, yaitu Dewi Kantil, Dewi Mawar, dan Dewi Melati. Dewi Kantil menyatakan tidak sudi menikah dengan Joko Kendil sebagai anak desa yang miskin. Dengan nada sombong, Dewi Mawar mengatakan ingin menikah dengan putera mahkota yang tampan. Saat pandangan raja berpaling pada Dewi Melati, puteri raja ini meminta menerima lamaran Joko Kendil dengan sepenuh hati. Mendengar jawaban Dewi Melati yang mengagetkan, raja diam sejenak. Tapi, raja yang bijaksana memenuhi janjinya dan meresui permintaan Dewi Melati. Kabar ini lalu disampaikan pada ibu Joko Kendil. Akhirnya perkawinan Dewi Melati dan Joko Kendil berlangsung meriah. Mereka pun hidup bahagia. Namun kebahagian itu terganggung dengan ejekan dan cemooh kedua kakaknya. Semua ejekan itu diterima dengan penuh kesabaran oleh Dewi Melati. Baca juga Legenda Batu Ampar, Wilayah yang Terbentuk dari Kekuatan Lemparan Si Badang Suatu hari raja mengadakan lomba ketangkasan, namun Joko Kedil tidak terlihat dalam perlombaan itu karena sakit. Dewi Melati duduk sendirian. Sementara, penonton membahana melihat para pangeran dari berbagai negeri yang memperlihatkan keahliannya. Joko Kendil Menjadi Kesatria Tiba-tiba, penonton terpesona oleh seorang pangeran tampan yang gagah perkasa memasuki arena. Ia memakai pakaian kerajaan gemerlap dan menunggang kuda yang gagah perkasa. Dewi Kantil dan Dewi mawar langsung terpesona dan berusaha menarik perhatian kesatria. Dengan lirikan matanya ke arah Dewi Melati, keduanya tampak mengejek adiknya yang duduk sendirian. Karena tidak tahan ejekan kakaknya, Dewi Melati meninggalkan arena dan menuju kamarnya. Kemudian, ia menghancurkan kendil yang ada di kamarnya karena merasa ia selalu mendapat hinaan dengan adanya kendil tersebut. Setelah kendil hancur, muncul kesatria tampan persis seperti di arena perlombaan. Dewi Melati kaget dan menanyakan keberadaan kesatria tampan itu. Ternyata kesataria tampan adalah Joko Kendil, yang tubuhnya berbentuk kendil atas kehendak dewa. Baca juga Legenda Komodo di Labuan Bajo Tubuhnya akan kembali seperti semula, jika ada puteri raja yang tulus bersedia menikahinya. Dewi Melati takjub mendengar cerita suaminya dan langsung memeluknya. Sementara, Dewi Kantil dan Dewi Mawar merasa malu dan iri atas keberuntungan adiknya. Sumber Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Ceritacerita itu menerangkan bahwa antara Pakuwojo dan Sunan Katong pada akhirnya tewas bersama (sampyuh). Cerita yang sebenarnya tidaklah demikian. Cerita itu maksudnya, begitu Pakuwojo berhasil dibuka hatinya oleh Sunan Katong, dan Pakuwojo mau mengucapkan dua kalimat syahadat dan menjadi murid Sunan Katong, berarti antara kedua

Solo - Jawa Tengah memiliki beragam cerita rakyat. Salah satunya adalah kisah mengenai Joko Bahasa Jawa, Joko berarti perjaka atau pemuda dan kendil adalah alat penanak nasi atau semacam periuk. Tokoh dalam cerita ini mendapatkan nama ini lantaran wajah dan bentuk tubuhnya yang terlihat jelek dan tidak sebenarnya, Joko Kendil merupakan anak seorang raja yang sangat rupawan. Rupanya, dia terkena sihir sejak masih berada di dalam kandungan. Seperti apa ceritanya? Buku berjudul Cerita Provinsi Jawa Tengah; Joko Kendil dari penerbit KYTA menuliskan cerita rakyat yang sudah turun temurun itu. Dikutip dari buku tersebut, pada suatu ketika ada seorang raja bernama Asmawikana yang berkuasa di suatu daerah di Jawa Asmawikana memiliki satu permaisuri dan seorang selir. Namun, selir yang pendengki itu memiliki banyak sifat jahat. Dia tidak rela jika kerajaan itu nantinya diwariskan kepada anak permaisuri. Dia menginginkan agar kekuasaan kerajaan nantinya diturunkan ke itu, dia selalu berusaha agar permaisuri tidak punya anak. Setiap permaisuri hamil, dia mencampurkan racun ke makanannya sehingga permaisuri raja akhirnya merasa curiga. Saat permaisuri kembali hamil, dia menjaganya dengan sangat ketat. Hanya orang kepercayaan yang boleh mendekat dan memberikan itu membuat selir menjadi gelap mata. Dia lantas menemui penyihir dan meminta agar bayi dalam kandungan permaisuri itu itu membuat semua pihak terkejut saat permaisuri melahirkan. Bayinya berparas jelek dan memiliki kepada dengan bentuk mirip kendil atau panci. Meski demikian dia tetap merawat bayinya dengan penuh kasih Raja Asmawikana yang merasa sedih lantas menemui seorang peramal. Dia akhirnya mendapat informasi bahwa bayi itu terkena sihir jahat. Untuk melepaskan sihir itu, bayi tersebut harus dirawat oleh seorang janda yang tinggal di tepi sungai di perbatasan kata peramal tersebut, pengaruh sihir itu akan lenyap dan putranya akan menjadi orang yang tampan. Setelah berdiskusi dengan permaisuri, saran peramal itu akhirnya tempat yang lain, seorang janda bernama Mbok Rondho bermimpi aneh. Perempuan miskin itu bermimpi kejatuhan bulan di siang hari. Saat ke pasar, Mbok Rondho bertemu seorang peramal yang mengatakan bahwa perempuan itu akan mendapatkan seorang rasa kurang percaya, Mbok Rondho lantas memilih pulang. Setibanya di rumah ternyata sudah ada beberapa tamu utusan raja. Ternyata raja ingin menitipkan anaknya ke Mbok Rondho. Meski bayi itu wajahnya aneh, Mbok Rondho menerimanya dengan senang Rondho merawat Joko Kendil dengan penuh kasih sayang hingga bayi itu akhirnya beranjak dewasa. Joko Kendil yang rajin membuat warga di sekitar rumah Mbok Rondho juga hari, desanya mendapat kunjungan dari seorang raja dari negeri seberang. Raja itu membawa tiga putrinya. Saat melihat salah satu putri, Joko Kendil langsung merasa jatuh cinta. Dia meminta Mbok Rondho untuk meminang gadis Joko Kendil membuat Mbok Rondho bingung. Dia lantas menemui Raja Asmawikana untuk meminta izin ke negeri seberang, meminang seorang putri untuk Joko Kendil. Raja pun setuju dan memerintahkan pengawalnya menemani Mbok Rondho dengan membawa keperluan yang Mbok Rondho, Joko Kendil dan pengawal lantas berangkat ke negeri pinangan itu diterima? Baca halaman selanjutnya

Penjelasannyadisampaikannya dalam bahasa sederhana yang kerap diselingi dengan humor hingga dapat ditangkap dengan mudah oleh murid-muridnya. Kian bertambah hari kian banyak saja orang yang datang kepada Pangeran Sarif dan meminta menjadi muridnya. Cerita Rakyat Jawa Tengah Joko Kendil. Meskipun Bentuk Tubuhnya Aneh. Joko Kendil

Legenda Joko Kendil berasal dari daerah Jawa Tengah. Kendil adalah salah satu alat rumah tangga yang fungsinya untuk memasak nasi atau sebagai wadah. Cerita ini tentang seorang anak raja yang terkena sihir. Yaitu kepalanya berbentuk kendil atau panci. Kutukan tersebut akan hilang ketika Jaka Kendil bertemu dengan seorang putri raja yang tulus dan menerima apa adanya. Akankah Jaka Kendil bertemu dengan putri yang tulus menerimanya? Bagaimana kisahnya? Berikut cerita lengkapnya dalam bahasa jawa. Asal Usul Jaka KendilKejahatan Selir RajaKelahiran Jaka KendilPesan Pertapa untuk RajaJaka Kendil Diasuh Mbok RondhoJaka Kendil Bertemu Putri Negeri SeberangJaka Kendil Melamar Putri Negara SeberangPernikahan Jaka Kendil dengan Putri NgapuntenJaka Kendil Menjadi RajaUnsur Intrinsik Cerita Rakyat Jaka KendilTemaTokohLatarAlur CeritaSudut PandangAmanat / Pesan Moral Asal Usul Jaka Kendil Ing Kerajaan Ngambar Arum dhaerah Jawa Tengah, ana Raja jenenge Asmawikana. Raja kasebut duwe permaisuri jenenge Prameswari lan duwe selir jenenge Dewi Dursilawati. Raja Ngambar ora duwe putra sing bakal nerusake tahta kraton Ngambar. Kahanan kasabut gawe Raja sedhih banget. Sabenere, Prameswari wis ngandhut kaping pindho nanging ora iso slamet amarga ana sing ngekei racun. Selir Dursilawati yaiku wong kang sing menehi racun maring panganan utawa ngombene ratu Prameswari. Dheweke iri lan ora pingin yen anake Prameswari sing nerusake tahtah Kerajaan Ngambar. Dursilawati pingin anake dheweke mengko sing di lahirake dadi putra mahkota nanging dheweke ora ngandhut. Ing salah sijining dino, Raja Asmawikana lungguh lan ngerasa curiga maring Dewi Dursilawati yaiku selire dewe. “Opo iya sing ngeracun Prameswari iku Dursilawati?”. Wiwit kuwi, Raja luwih ngati-ati marang panganan lan ngombene Ratu Prameswari. Sakabehane dayang di kongkon ngawasi apa wae sing di pangan Prameswari nganthi ati-ati. Lan kudu mriksa sakabehane panganan sing arep di pangan lan di ombe Ratu Prameswari. “Dayang-dayang ing istana iki, Elinga! Ratu Prameswari ora oleh mangan lan ngombe tanpa sangertine kowe. Kowe ya kudu ngati-ngati menehi Ratu panganan! Priksaen kabeh panganan lan ombenan kuwi!”. Ngendikane Prabu Asmawikana. “”Inggih kanjeng”. Wangsulane dayang kanthi bebarengan. Sawise iku, kabeh panganan gawe Ratu Prameswari di wenehake sawise di prikso marang dayang kerajaan. Amarga iku, Dewi Dursilawati ora iso ngeracun Prameswari maneh. Kejahatan Selir Raja Nanging selir Dursilawati ora kentekan akal, dheweke duwe akal yen arep menehi sihir marang bayi ing rahime Ratu. Dheweke menyang dhukun lan jaluk tulung supaya bayi ing rahime Prameswari dadi wong kang cacat. “Mbah dhukun, tulungen aku! Aku arep jaluk supaya bayi sing ana ing rahime Ratu Prameswari ora dadi bocah kang normal!”. Jalukane Selir Dursilawati Dhukun kuwi menehi opo sing di jaluk Dursilawati. Lan dadiaken jabang bayi sing ana ing rahime Ratu dadi bocah cacat. Kelahiran Jaka Kendil Sawise Dursilawati menyang dhukun, ora suwe Ratu Prameswari nglairake anak lanang. Nanging ana sing gawe kaget sakabehane wong, utamane Raja Asmawikana. Bayi sing di lahirake Ratu ora normal, sirahe gedhe kaya kendil utawa panci. Nalika Prabu Asmawikana weruh anake lahir kanthi cacat, raja lan ratu sedhih banget. Ratu nampa anak kuwi kanthi becik, nanging Raja Asmawikanan ora gelem nyawang anake. Anak sing baru lahir kuwi di jenengi Joko Kendil lan di rumat ratu kanthi tresna lan ati sing seneng. Pesan Pertapa untuk Raja Sawise weruh anake cacat, Raja mrintah pengawal kraton Ngasem ngundhang pertapa sing sakti kanggo delok rupane putrane sing ora normal. Nganti sawijining dina, pertapa kang sakti kuwi ana ing kraton Ngasem ngadhep Raja Asmawikana. “Pangapurane Gusti Prabu, nopo sing saget kulo tulung?”. Ujare pertapa. Raja banjur nyritakake kahanan putrane sing lahir ora normal. “Pertapa, apa sampeyan ngerti kena apa sirahe anaku rupane kaya kendil? Apa penyakite anaku iso waras?”. Raja takon nganthi ora tenang. “Pangapuraning Gusti Prabu miturut kawruhe abdi, putrane Gusti Prabu kena sihir. Gusti Prabu kudu saget masrahaken putrane dateng mbah putri sing asmane Mbok Rondho” “Mbah Putri wonten teng pinggir kali, cedhak panggone Prabu Dawud”. “Ing sawijining dina sawisi putrane Gusti Prabu nikah kaliyan putri raja sing isa nerima opo onoke, putrane Gusti Prabu bakale dadi ksatriya sing gagah, wani, wicaksana lan apik rupane”. Wangsulane pertapa. “Matur nuwun pertapa!” Ujare Prabu Asmawikana. Sawise entuk nasihat saking pertapa, Raja Asmawikana ngirim utusan kraton lan ngirim putrane maring mbok Rondho. Raja dhawuh marang pengawal liyane kanggo nyekel dhukun sing wis nyihir anake supaya di pateni. Nanging dhukun kuwi wis ora ana ing umahe. Dhukune wis mlayu adoh saka deso kasebut kanggo nylametake awake. Dewi Dursilawati wis matur marang mbah dhukun babagan penahanan sing di dhawuhi Raja. Jaka Kendil Diasuh Mbok Rondho Ing panggonan liya, utusane raja wis teka ning omahe mbok Rondho kanggo nitipake Jaka Kendil. “Mbok Rondho, Gusti Prabu Asmawikana sampun dhawuh supaya masrahaken putrane dhateng mbok Rondho”. “Kanggo matur nuwuni Gusti Prabu niki di tinggali emas lan permata kanggo urip Jaka Kendil lan mbok rondho mengko”. Ujare utusane Gusti Prabu. Mbok Rondho nerimo Jaka Kendil kanthi rasa seneng. Jaka di emong kanthi rasa tresna nganti diwasa. Wektu liwat kanthi cepet, Jaka Kendil wis diwasa. Nalika diwasa, Jaka luwih sering nulungi mbok rondho ing sawah. Jaka kendil dadi bocah sing rajin, becik atine lan seneng nulung wong kang kasusahan. Amarga sering nulung, sekabehane wong tresna maring Jaka Kendil. Jaka Kendil Bertemu Putri Negeri Seberang Ing salah sijining dina, Raja saka negara liya lelungan ngeliwati kali cedhak Dukuh Kasihan panggone Jaka Kendil lan Mbok Rondho urip. Ing rombongan kasebut akeh anake raja kang ayu banghet. Ningali [ara anake Raja Negeri Seberang, Jaka Kendil langsung katresnan. Dheweke terus delok putri raja kang ayu banghet lan mikiri putri kasebut. Senajan rombongane raja wis bali meyang negarane, Jaka terus mikiri anak-anake raja. Tengah wengi, wayah sore lan wayah isuk Jaka kelingan raine Putri raja sing ayu. Saben dina tansah mbayangna yen bakale ana ing ngarepe dheweke. Jaka kendil pancen rumangsa tresna banghet marang Putri Ngapunten lan duwe niatan bakale nglamar. Ana ing omah, dheweke nuduhake niate marang ibu angkate. “Mbok, Jaka tresna marang anake putri raja negeri seberang . Si mbok arep nglamarke aku?” pitakone Joko Kendil. Mbok Rondho kaget banghet krungu panjalukane anak angkate kuwi. “Kowe ojho jaluk sing aneh-aneh to le! Kepriye Raja kuwi bakal nampa lamaranmu kanthi kahananmu kaya ngene iki. Kejaba iku, sing kowe tresnani anake raja.” “Luwih becik kowe iso batalna niatmu, Jaka!” Pituture mbok rondho kanggo Jaka Kendil. “Ora mbok, apa salahe nyoba dhisik” Jaka Kendil ndesek ibu angkate. Wiwitane mbok rondho ora gelem nuruti panjalukane Joko Kendil. Nanging merga terus di desek, dheweke gelem nuruti panjalukane anake sing di tresnani. Jaka Kendil Melamar Putri Negara Seberang Mbok rondho langsung menyang kraton kanggo ngaturake kekarepane Jaka Kendil marang Prabu Asmawikana. Raja kang wicaksana kuwi setuju. “Kulo mberkahi putraku marang anake raja negeri seberang. Nanging aku jaluk tulung, Mbok Rondho wae sing teka ing negeri sebrang nglamar putri Ngapunten”. “Sekabehane kebutuhan kanggo nglamar putri raja bakal tak siapke lan ngirim pengawal kanggo ngiringi sampeyan”. Ngendikane Prabu Asmawikana. Mbok Rondho ora nolak panjalukane Raja Asmawikana. Wayah dina sadurunge menyang nglamar, Joko Kendil donga marang Gusti Kang Agung supaya lamarane di tampa. Amarga pandongane, bengine jaka kendil mimpi Raja negeri seberang nampa lamarane. Raja negeri seberang ya ngimpi pisan lan delok dheweke mlayu menyang kendi. Nalika kendine di wenehake marang putrine sing ragil yaiku putri Ngapunten. Sawisi iku kendine dumadakan dadi ksatrian kang gantheng lan gagah perkoso. Raja negeri seberang ya ngarep-ngarep yen mimpine bakale dadi nyata. Lan nyangka yen mimpi kasebut duwe pratanda kang becik. Ing salah sijining dina, mbok rondho lan pengawale raja Asmawikana ana ing negeri seberang kanggo nglamar putri raja negeri seberang. Mbok rondho lan rombongan gawa emas sing bakale di wenehake marang putri raja Negeri Seberang. Mbok rondho enggal mbeberake maksude tekane yaiku arep nglamar putri raja. Iki ndadekake raja negeri sebrang mikir apik sanajan dheweke delok rupane Joko Kendil sing aneh. Nanging raja ing negara seberang ora gelem mutusake dhewe. Dheweke nawani lamarane marang anake kang ana telu. Mung putri sing ragil yaiku putri Ngapunten sing gelem rabi karo Joko Kendil. “Aku nampa lamarane Jaka Kendil. Saiki mbalika menyang negara kanggo ngirim berita apik iki menyang Raja Asmawikana!” Ngendikane Raja Seberang. “Inggih, Gusti Prabu!” Wangsulane Mbok Rondho kanthi seneng. Pernikahan Jaka Kendil dengan Putri Ngapunten Sawisi lamarane di tampa, mbok rondho lan para utusane raja Asmawikana nyuwun bali kanggo ngabari raja Asmawikana. Krungu kabar apik iki, Raja Asmawikana mrentah kabeh pengawale kanggo nyiapake pesta kawinane putrane. Pesta kawinan Jaka Kendil lan Putri Ngapunten ana ing istana negara seberang. Pestane di rayakake dening pagelaran seni lan tari. Undhangan sing teka saka macem-macem negara. Nanging nalika Joko Kendil lan Putri raja mlaku arepe lungguh ing ngarep, sakabehane tamu undhangan dadi rame. Akeh wong sing ora percoyo yen kawinan iki ora cocog. Merga Putri raja ayu banghet. Nanging Joko Kendil putrane Prabu Asmawikana wujude cacat yaiku sirahe podo kaya kendil. Ing tengah acara kawinan, ana kedadean kang ajaib. Joko Kendil ora ana ing tengah Putri lungguh dewe ana ing ngarep. Dumadakan ing tengah pesta, ana wong enom sing gagah lan gantheng banghet. Kabeh wong podo kesemseng lan seneng marang wong enom kuwi, utamane para cah wadon. Bocah sing gagah kuwi mlaku ning ngarep lan lungguh ana ing pinggire Putri Ngapunten. “Kowe sapa? Kok lungguh ing sandhingku?” takon putri Ngapunten. “Aku iki bojomu Jaka Kendil” wangsulane pangeran kang gantheng. Jaka Kendil nyritakake yen sirahe wujude kaya kendi iku merga kena sihir. Awake bakale bali normal yen ana putri raja sing tulus lan gelem rabi karo dheweke. Putri Ngapunten kaget banghet krungu critane lan langsung ngrangkul bojone kanthi seneng. Para undhangan ya padha kaget kabeh nanging padha seneng delok kahanan sing ajaib kuwi. Sawisi iku kabeh wong podo nyadari yen Joko Kendil yaiku anake raja sing gantheng lan gagah. Akhire acara kawinan kuwi dadi acara sing meriah. Kabeh undhangan padha bungah delok penganten sing wis dadi pasangan kang cocog banghet. Jaka kendil lan putri Ngapunten uripe seneng sawise acara kawinan kasebut. Jaka Kendil Menjadi Raja Ora suwe sawise kawinan, Joko Kendil di angkat dadi raja kanggo gantiaken bapake yaiku Raja Asmawikana sing wis tuwo. Sakabehane keluwarga karajaan podo bungah yen Jaka wis di angkat dadi raja. Kejaba wong siji sing ora seneng yaiku Dewi Dursilawati selire Raja Asmawikana. Dursilawati ora seneng merga dheweke ora iso ngandhut anak sing di arepake dadi gantine raja. Merga rasa iri kasebut, Dursilawati arep gawe cilaka bojone Jaka Kendil. Nanging niate luwih disik di weruhi Raja Asmawikana saking arahane petapa. Sahingga Dursilawati ora isa gawe cilaka bojene Jaka Kendil. Sawisi kuwi, dheweke mlaku menyang hutan merga ora wani di kei hukuman Raja. Ing wektu iku, Dewi Dursilawati tibo lan melbu ing jurang, sahingga dheweke ora slamet lan mati ing jurang kasebut. Setelah membaca isi cerita secara keseluruhan, kita dapat menganalisis unsur intrinsiknya. Berikut unsur intrinsik cerita rakyat jaka kendil dalam bahasa Jawa. Tema Legenda Joko Kendil menceritakan tentang seorang anak raja yang terkena sihir yaitu kepalanya mirip kendil atau panci. Sihir tersebut di sebabkan oleh selir ayahnya dan akan hilang ketika Joko Kendil berhasil menikah dengan putri raja yang meneri dia apa adanya. Tokoh Joko Kendil sifatnya baik hati, suka menolong dan bijaksana. Hal ini berdasarkan sikap Jaka yang senang membantu orang lain hingga dia di sukai banyak orang karna sifatnya yang baik. Raja Asmawikana bijaksana dan tegas. Hal ini berdasarkan sikapnya yang mau menghukum dukun yang telah menyihir anaknya. Dan ketegasan dan kebijaksanaan ketika ingin menghukum selirnya. Ratu Prameswari baik hati dan penyayang. Sikap ratu yang menyayangi anaknya yaitu Jaka Kendil meskipun memiliki kelainan menunjukkan bahwa dia baik hati dan penyayang. Mbok Rondho  baik hati. Hal ini karena sikap mbok rondho yang mau menerima dan mengasuh Joko Kendil meskipun memiliki tubuh yang tidak normal. Dewi Dursilawati  jahat, kejam dan licik. Sifat ini di tunjukkan ketika dia beberapa kali meracuni ratu agar kandungannya gugur. Serta kelicikannya untuk mengusir dukun agar kejahatannya tidak terbongkar. Serta kekejamannya ketika dia meminta bantuan dukun untuk menyihir Joko Kendil dan memiliki niat untuk membunuh Joko Kendil. Latar Latar Tempat Kerajaan Ngambar Arum, Kerajaan Negara Seberang, Hutan, Rumah Mbok Rondho. Latar Waktu Pada zaman dahulu, pagi, siang, malam. Alur Cerita Alur ceritanya maju karena menceritakan dari awal Jaka Kendil di lahirkan hingga dia tumbuh dewasa menjadi Raja Kerajaan Ngambar Arum. Sudut Pandang Sudut pandang orang ketiga karena menceritakan kisah orang lain. Amanat / Pesan Moral Pesan moral dari cerita Joko Kendil Jangan meremehkan seseorang hanya karena memiliki fisik yang tidak sempurna. Setiap kekurangan manusia harus kita hargai, karena setiap orang tidak ada yang sempurna. Jangan menilai seseorang dari luarnya saja, Jaka Kendil memang tidak sempurna namun dia memiliki sikap dan hati yang baik. Pada akhirnya yang berbuat buruk akan mendapatkan balasaannya. Buah dari kesabaran adalah kebahagian yang sangat luar biasa.

contohnaskah ketoprak bahasa jawa. Ing jaman biyen, wonten satunggal kerajaan ingkang kasebut kerajaan Ngastinapura. Raja punika nggadahi sifat serakah lan sa’geleme dewe. Ananging raja kagungan putra ingkang bagus ati lan rupane. Baguse raono tandingane.
Crita Rakyat Basa Jawa Joko Kendil Dalam Bahasa Jawa Pada artikel kali ini saya akan berbagi sebuah cerita rakyat Joko Kendil yang disajikan dalam bahasa Jawa. Sebelum menyimak cerita sebaiknya kalian memahami terlebih dahulu tentang cerita rakyat. Apa Itu Cerita Rakyat? Cerita rakyat merupakan cerita masa lampau yang berkembang di kalangan masyarakat yang memiliki ciri khas setiap kultur budaya di tiap-tiap daerah. Biasanya setiap daerah memiliki ragam cerita rakyat yang berbeda-beda, cerita tersebut dapat mencakup sejarah dan kekayaan budaya masing-masing daerah. Apa Ciri-ciri Cerita Rakyat? Cerita rakyat memiliki beberapa ciri-ciri sebagai pembeda dengan cerita-cerita lainnya, yaitu Mempunyai sifat yang trasisional Ceritanya bersifat turun temurun Mempunyai ragam versi dan variasi Kaya dengan nilai-nilai luhur Nama pengarang tidak ada bersifat anonim Pembuat cerita yang pertama kali tidak diketahui Ceritanya berkembang dari mulut ke mulut Apa Saja Jenis Cerita Rakyat ? Cerita rakyat mempunyai beberapa jenis diantaranya dapat berisi tentang asal - muasal tokoh terkenal di kalangan masyarakat atau tentang asal-usul suatu tempat. Selain itu Cerita Rakyat dapat berupa fabel atau cerita tentang binatang. Dapat disimpulkan jenis-jenis cerita rakyat yaitu fabel, sage, legenda, mite, epos, dan cerita jenaka. Langsung saja di bawah ini merupakan cerita rakyat Joko Kendil dengan bahasa Jawa Cerita Rakyat Joko Kendil berbahasa Jawa Joko Kendil yaiku putrane Prabu Asmawikana saka Kerajaan Ngambar Arum, Jawa Tengah, Indonesia, sing dilahirake cacat, yaiku kepalane kaya bentuk kendil. Kendil ing basa Jawa tegese pot utawa panci. Miturut crita, Joko Kendil nandhang cacat amarga dikalahake dening dukun wiwit isih ana ing rahim ibune. Senadyan kahanan kasebut, Joko Kendil bisa nikahi putri raja ayu lan ayu. Narasi ing dhaerah Jawa Tengah, Indonesia, ana sawijining raja sing jenenge Asmawikana sing mrintah ing Kerajaan Ngambar Arum. Raja Asmawikana duwe permaisuri jenenge Prameswari lan selire Dewi Dursilawati. Nanging dheweke durung duwe putra mahkota sing bakal nerusake tahta kerajaan. Iki nggawe atine Sang Prabu sedih. Saben dinten piyambakipun tansah lenggah ing dhamparipun. Bener, Prameswari wis ngandhut kaping pindho, nanging uga keguguran kaping pindho. Panyebab keguguran Prameswari disebabake drengkine Dewi Dursilawati. Dheweke ngracuni klawan racun ing panganan Prameswari lan ombene kanthi senyawa. Dewi Dursilawati nindakake amarga dheweke kepengin putrane lahir saka rahimane sing bakal ngganti posisi Raja Asmawikana mengko. Siji sore, nalika Raja Asmawikana lungguh ing dhamparipun, dumadakan ana rasa curiga tumuju marang garwane Dewi Dursilawati. "Wow, yake Dewi Dursilawati wis nyampuri racun menyang panganane Prameswari," pikire. Wiwit kuwi, Raja Asmawikana tansah narik kawigaten marang kesehatan Prameswari, utamane ing babagan panganan. Nalika Prameswari diwenehi putran kaping telu, dhÚwÚké dhawuh marang wanita pengadilan supaya mriksa panganan lan ombenan sing bakal dipasrahaké marang Prameswari lan nonton permaisuri nalika mangan. "Hei para dayang-dayang! Elingi, ratu sang Prameswari aja mangan lan ngombe tanpa kawruh! Sampeyan kudu nonton kabeh pinggan sing bakal dipangan! "Ngendikane Raja Asmawikana. "Inggih, Kanjeng!" Wangsulane dayang-dayang kanthi bebarengan. Wiwit kuwi, kabeh kebutuhan pangan lan ombenan Prameswari diwenehake ing sangisore pengawasan wanita pengadilan. Mangkene, Dewi Dursilawati ora bisa racun Prameswari. Nanging, selir raja licik kasebut ora keentekan akal. Dheweke lunga menyang mbah dhukun supaya njaluk bantuan kanggo guna-guna bayi ing rahim Prameswari. "Hei, Mbah Dhukun! Aku pengin njaluk bantuan sampeyan! Guna-gunanen bayi sing ana ing kandhutan Prameswari dadi cacat! "Nyuwun Dewi Dursilawati. Penyihir mÚnÚhi panjalukane Dewi Dursilawati. Sawise isi Prameswari sangang sasi wis lawas, dhukun ndadekake bayi sing ora lara. Ora suwé, Prameswari nglairaké anak lanang. Apa kang gawe kaget kulawarga kraton, utamané Raja Asmawikana, nalika weruh putrané lair kanthi cacat, yaiku sirahé kaya panci. Dheweke lan ratu padha sedhih banget kanggo ndeleng kondisi putrane. Sang Permaisuri nguwuh ing wayah awan lan wengi. Nanging, dheweke terus ditampa kanthi becik. Bayi kasebut dijenengi Joko Kendil sing diruwat kanthi seneng karo tresno. Nanging, Raja Amawikana ora gelem nyawang putrane cacat saumure urip. Banjur dheweke, dhawuh marang pengawal pribadhi kanggo ngundang pertapa sing kondhang saka Mandraguna kanggo ndeleng kondisi putrane. Sawijining dina, pertapa teka ing istana ngadhepi Raja Asmawikana. "Pangapuraning, Gusti! Apa aku bisa mbantu? "Ditakoni ing peteng nalika saluting. Raja Asmawikana uga nyritakake babagan kondisi putrane kang lair kanthi cacat. "Hei Pertapa! Apa sampeyan ngerti sebabe anakku duwe penyakit? Apa penyakit iki bisa ditambani? ", takon Raja Asmawikana kanthi emosi. "Pangapuraning, Gusti! Miturut kawruh saka abdi, putra saka kamulyan sampeyan katon ing sihir. Sampeyan kudu ngandelake putra agung menyang mbah putri sing jenenge Mbok Rondho. Panjenengane manggen ing pinggir kali, ing sacedhake wewengkone Prabu Dawud. ". Sawijining dina, putra kamulyan sampeyan bakal dadi ksatriya sawise nikahi putri kraton," pratelane para pahlawan. "Matur nuwun aku wis mbok ngerteni, Pertapa!" Ujare Raja Asmawikana. Sawise njupuk nasehat saka pertapa, Raja Asmawikana langsung ngirim utusan kanggo ngandel putrane marang Mbok Rondho. Dheweke uga dhawuh marang para pengawal liyane kanggo nyekel dhukun sing wis nyenyamah putrané supaya dipenggal. Nanging sayang, dhukun wis mlayu omah kanggo nylametake awake. Ternyata, Dewi Dursilawati wis matur marang dukun babagan penahanan. Dene ing panggonan liya, para utusan raja teka ing omah Mbok Rondho kanggo ngulungake Joko Kendil. "Mbok Rondho! Kita iku utusanipun Gusti Asmawikana. Kanjeng Gusti paring dhawuh supados masrahaken putranipun dhateng Mbok. Minangka matur nuwun, Kanjeng Gusti uga ninggalaken emas, berlian, lan permata kanggo urip Mbok karo Joko Kendil, "dhawuh salah sawijining utusan. Mbok Rondho nampi Joko Kendil kanthi seneng. Dheweke janji njaga lan ngunggahake Joko Kendil kanthi tresna. Wiwit kuwi, Joko Kendil ana ing sangarepe Mbok Rondho. Nalika Joko Kendil umur 20 taun, Mbok Rondho kerep nggawa dheweke menyang pasar lan menyang lapangan. Joko Kendil minangka bocah sing rajin, seneng banget, seneng karo wong sing kesengsem. Ora maido, yen kabeh wong tresna marang dheweke. Wektu mlaku cepet. Joko Kendil uga dadi wong nom-nom dewasa. Dheweke uga dadi luwih rajin mbantu Mbok Rondho ing lapangan. Dheweke uga seneng mbantu wong-wong ing lingkungan sing butuh. Siji dina, raja saka negara jaban rangkah kanthi rombongan-jambone lagi nglakoni rekreasi ing kali cedhak Dukuh Kasihan ing ngendi Mbok Rondho lan Joko Kendil urip. Ing grup kasebut uga ana permaisuri lan putriné putri ayu sing dijenengi Putri Ngapunten. Masyarakat Dusun Kasihan kumpul kanggo ndeleng rombongan saka raja sing rekreasi. Ora mung Joko Kendil lan Mbok Rondho. Nalika dheweke ndeleng Putri Ngapunten, Joko Kendil langsung tresna. Dheweke terus nliti marang ratu sing ayu lan éndah, senajan rombongan raja wis bali menyang negarane. Ing kasunyatan, ing wayah sore, rai ayu Ngapunten tansah mbayangna ing sangarepe dheweke. Joko Kendil pancen rumangsa tresna karo Putri Ngapunten lan duwe niate nyuwun ngalmar. Dumugi ing omah, piyambakipun ugi nedahaken niat punika dhateng ibu angkatipun. "Ibu! Joko tresna putri raja saka negara liya. Apa kowe arep nglamar kanggo aku? ", takon Joko Kendil. Mbok Rondho kaget banget amarga krungu panjaluk saka anak angkaté. "Ah, ora, sampeyan aja njaluk aneh, anakku! Apata mungkin bisa nampa proposal sampeyan karo kahanan kaya iki. Menapa malih, piyambakipun minangka putrinipun sang putri. Mbok Rondho mbokmenawa menehi saran marang Joko Kendil. "Ora, Bu! Apa salah yen sampeyan nyoba dhisik, "ngendikan Joko Kendil. Ing wiwitan, Mbok Rondho ora gelem nampani panjaluke Joko Kendil. Nanging, amarga dheweke terus digandhengake, dheweke pungkasanipun kepéngin nepangi panjaluk saka putra kang katresnan. Dheweke langsung menyang istana kanggo ngirim niat Joko Kendil marang Raja Asmawikana. Penguasa wicaksana Ngambar Arum Raya setuju. "Inggih, Mbok Rondho! Aku mberkahi anakku supaya nikah karo Putri Ngapunten. Nanging, aku njaluk Mbok Rondho sing teka ing Karajan Utara kanggo nglamar putri raja. Aku bakal nyiyapake kabeh kebutuhan saka proposal iki lan ngirim sawetara pengawal sandi kanggo ngiringi sampeyan ana, "njaluk Sang Prabu Asmawikana. Mbok Rondho ora bisa nolak permintaan Raja Asmawikana. Ing dina sing ditemtokake, Mbok Rondo lan utusan raja ninggalaké Kerajaan Seberang kanthi perhiasan emas lan permata berlian sing bakal ditawani kanggo putri raja. Ing wayah wengi sadurunge Mbok Rondho tindak menyang Kerajaan Seberang, Joko Kendil ndedonga marang Gusti Kang Maha Kuwasa supaya usulane ditampa. amarga pandonga iki, Gusti Allah uga mbukak ati Raja Negara nang ngimpi. Siji wengi, Raja ngimpi mlayu menyang kendil. Saestu, nalika kendil diwenehake marang putriné, kendil dumadakan dadi ksatria sing gagah lan tampan. Raja Negeri Seberang uga ngarep-arep yen impen bakal dadi nyata. Dadi, nalika utusan Mbok Rondho lan Raja Asmawikana teka arep nglamar putrine, dheweke langsung ditampa. "Aku nampa lamarane Jaka Kendil. Mbalika menyang negara kanggo ngirim berita apik iki menyang Raja Asmawikana! Kandhanana manawa manten Joko Kendil karo putriku bakal ditindakake sabanjure! ", ngendikane Raja Seberang. "Inggih, Gusti!" Mbok Rondo ngendika kanthi seneng. Mbok Rondho lan utusan raja nyuwun bali menyang istana kanggo ketemu karo Raja Asmawikana. Ngadhepi kabar apik, Raja Asmawikana langsung marentah kabeh pengawal pribadine kanggo nyiapake kabeh kebutuhane kanggo pesta ulang tahun putrane. Ing dina sing ditemtokake, pesta kawinan Joko Kendil karo Putri Ngapunten diarani nengsemake ing istana negara Seberang. Pesta iki dirayakake dening pagelaran seni lan tari. Undhangan uga ana ing macem-macem negara. Nalika Joko Kendil lan Putri padha lungguh ing pinggir dalan, tamu undhangan dumadakan dadi rame. Akeh wong nyeseli perkawinan iku, amarga pengantene putri karo pasangane ora cocog. Putri ngapunten minangka putri raja ayu lan ayu, dene Joko Kendil, putrane Sang Prabu, nduweni wujud sirah sing banget ala, sing kaya kendil. Ing tengah-tengah geger, ana acara ajaib sing dumadi. Joko Kendil tiba-tiba sirna nang endi wae, saengga Putri Ngapunten ketoke wis lungguh piyambak ing lorong. Wektu sawisé kuwi, dumadakan ana wong nom-noman sing tampi lan nggantheng muncul ing antarané para tamu, banjur tindak menyang lorong lan lungguh ing samping Putri ngapunten. Para undangan padha giris kanthi bungah nalika nonton acara ajaib. Dheweke mung ngerti yen Joko Kendil minangka putra raja sing tampan lan tampan. Pungkasan, pesta kasebut tetep kanthi suasana perayaan. Pengundang felt seneng lan seneng ndeleng pengantene putri sing lungguh ing lorong. Saiki, pangantÚn putri wis dadi pasangan sing rukun banget. Padha manggon kanthi seneng lan harmoni kanthi manggon ing prau omah. Ora suwé sawisé nikah, Joko Kendil diangkat dadi raja kanggo ngganti bapakné sing wis wiwit udzur. Kabeh kulawarga kraton banget seneng karo penobatan Joko Kendil dadi raja, kajaba Dewi Dursilawati. Dheweke seneng lan cemburu, amarga dheweke ora duwe anak lanang kang dijaluk dadi raja. Amarga saka iku, dheweke arep gawe cilaka garwane Joko Kendil. Nanging, niat jahat iki utamané dikawruhi dening Raja Asmawikana liwat instruksi pertapa, mula dheweke ora bisa nindakake. Dheweke mlayu menyang alas amarga dheweke ora bakal dituntut dening Raja Asmawikana. Ing wayahe, dheweke tiba ing jurang lan seda kanthi cepet. Anda dapat mendownload cerita Joko Kendil dalam bahasa Jawa di atas, silahkan klik link di bawah Link 1 Download Cerita Rakyat Bahasa Jawa Joko
SoalUlangan Båhasa Jawa Kelas 4 Term 2 T13 Legenda Banyuwangi Dalam Bahasa Inggris Banyuwangi Story Laughter Bule Vs Kiåi Ini Buktikan Båhasa Jawa Lébih Tinggi Cerita Råkyat Bahasa Jawa MaIin Kundang Calon Arång Wikipedia Cerita Råkyat Joko Kendil DaIam Bahasa Jawa Search engines Research Inilah pembahasan seIengkapnya mengenai contoh soaI cerita
Joko Kendil merupakan cerita rakyat jawa tengah yang menjadi koleksi andalan kami. Salah satu cerita rakyat Indonesia yang memiliki Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Dalam Cerita Rakyat yang menarik. Kisah Rakyat Jawa Tengah Joko Kendil pun mengajarkan kita untuk tidak memandang seseorang dari luarnya saja. Baca hikayat Joko Kendil sampai selesai. Kalian pasti suka. Pada Zaman Dahulu. Di Sebuah Desa Di Jawa Tengah, Hiduplah Seorang Janda Tua. Ia Hidup Sebatang Kara. Suaminya Sudah Meninggal Beberapa Tahun Lalu. Ia Tinggal Di Sebuah Rumah Tua Seorang Diri. Untuk Memenuhi Kebutuhannya Sehari-Hari, Ia Berjualan Kayu Bakar Di Pasar. Perjalanan Yang Harus Di Tempuh Ke Pasar Sangat Jauh. Uang Yang Ia Perolehdari Berjualan Pun Sangat Sedikit. Meskipun Begitu, Ia Tetap Giat Bekerja Dan Tidak Menyerah. Cerita Rakyat dari Jawa Tengah Joko Kendil Sebenarnya Janda Itu Sangat Menginginkan Kehadiran Seorang Anak. Namun, Untuk Mengangkat Anak Sudah Pasti Ia Tidak Mampu. Untuk Memenuhi Kebutuhan Dirinya Sendiri Saja Masih Kekurangan. Namun, Pada Suatu Malam, Ia Bermimpi Kejatuhan Bulan Di Siang Hari. Mimpi Yang Aneh Itu Membuatnya Sangat Gelisah. Bagaimana Mungkin Ada Bulan Pada Siang Hari? Ada Apa Dengan Mimpi Tersebut. Pikirnya. Paginya, Janda Itu Bangun Dengan Hati Yang Resah Karena Berpikir Tentang Mimpinya. Ia Bergegas Pergi Ke Pasar Sebelum Matahari Terbit. Setelah Menjual Semua Dagangannya Dan Membeli Beberapa Barang Kebutuhannya, Ia Segera Pulang. Ketika Melewati Pintu Pasar. Ia Melihat Segerombolan Orang Berkerumun Mengelilingi Seorang Laki-Laki. Karena Penasaran, Janda Itu Mendekati Kerumunan Tersebut. Ternyata, Laki-Laki Itu Adalah Seorang Peramal. Ia Sedang Meramal Seorang Wanita. ’ Pak Peramal, Saya Ingin Tahu Apa Maksud Mimpi Saya Semalam.’’ Ujar Wanita Tua Itu. Peramal Itu Berkata, ’ Ceritakanlah Mimpimu Itu?’’ ’ Semalam Saya Bermimpi Kejatuhan Bulan. Apakah Itu Pertanda Buruk?’’ Ujar Si Wanita. Dengan Wajah Sumringah. Peramal Itu Berkata. ’ Wah, Justru Itu Pertanda Yang Baik. Mimpi Kejatuhan Bulan Artinya Engkau Akan Mendapatkan Keturunan. Engkau Kan Mendapat Seorang Anak. Selamat!’’ Mendengar Perkataan Peramal Itu. Si Janda Sangat Terkejut. Mimpi Yang Dialami Oleh Wanita Itu Sama Dengan Mimpinya. Namun, Apakah Ia Juga Akan Memperoleh Seorang Anak. Ia Tidak Habis Pikir. Bagaimana Mungkin Seorang Permpuan Tua Yang Tidak Bersuami Seperti Dirinya Bisa Melahirkan Seorang Anak. Namun, Ia Tidak Terlalu Memikirnya Ramalan Tersebut. Ia Pun Segera Berjalan Pulang. Setibanya Di Rumah, Janda Tua Itu Melihat Dua Orang Laki-Laki Sudah Menunggu Di Depan Rumahnya. Mereka Membawa Sebuah Bungkusan Yang Besar. Janda Tua Itu Menanyakan Maksud Dari Kedatangan Mereka Kerumahnya. ’ Kami Ingin Menitipkan Sesuatu Kepada Ibu.’’ Kata Salah Satu Pemuda. ’ Apa Yang Ingin Kau Titipkan, Nak?’’ Tanya Si Janda. Pemuda Itu Menjawab. ’ Kami Berniat Menitipkan Seorang Bayi Untuk Di Besarkan Oleh Ibu Layaknya Seorang Anak Ibu Sendiri.’’ Mendengar Permintaan Dari Kedua Pemuda Itu, Si Janda Langsung Menolak. Ia Merasa Tidak Mampu Merawat Seorang Anak Karena Hidupnya Yang Serba Kekurangan. Namun, Kedua Pemuda Itu Memohon Dan Bersedia Untuk Memenuhi Seluruh Kebutuhan Si Anakitu. Akhirnya, Janda Itu Pun Bersedia. Kedua Pemuda Itu Menyerahkan Bungkusan Besar Yang Mereka Bawa. Ternyata Berisi Seorang Bayi. Bungkusan Tersebut Boleh Di Buka Setelah Kedua Pemuda Itu Pergi. Pada Saat Di Buka. Melompatlah Seorang Anank Laki-Laki Yang Sangat Aneh Bentuk Tubuhnya. Janda Itu Sangat Terkejut. Rupa Si Anak Itu Sangat Memprihatinkan. Bentuk Kepalanya Menyerupai Periuk Yang Biasa Di Gunakan Untuk Menyimpan Air Atau Di Sebut Juga Kendil. Tetapi Ia Memiliki Badan Yang Utuh. Anak Itu Di Beri Nama Joko Kendil. Cerita Rakyat Jawa Tengah Joko Kendil Meskipun Bentuk Tubuhnya Aneh. Joko Kendil Adalah Anak Yang Baik Hati Dan Rajin. Seiring Berjalanya Waktu, Janda Tua Itu Semakin Menyanyangi Anak Angkatnya Itu Yang Sudah Di Anggap Sebagai Anak Kandungnya Sendiri. Kehidupan Janda Itu Sangat Berubah Semenjak Kehadiran Joko Kendil. Joko Kendil Yang Rajin Selalu Membantunya Mengolah Kebun. Hasil Panennya Selalu Berlimpah Ruah. Mereka Tidak Pernah Hidup Kekurangan. Pada Suatu Sore, Ketika Sedang Beritirahat Setelah Berkebun. Joko Kendil Melihat Kapal Layar Kerajaan. Joko Kendil Memperhatikan Kapal Tersebut Hingga Mendekat. Dari Dalam Kapal Tersebut Terlihat Putri Raja Yang Sangat Cantik Jelita. Joko Kendil Langsung Jatuh Cinta . Ia Langsung Memceritakan Perasaannya Kepada Ibunya. Pada Suatu Hari. Kerajaan Mengadakan Sayembara. Isi Sayembara Tersebut Adalah Barang Siapa Yang Mampu Menemukan Dan Membawa Gamelan Lokananta Maka Ia Akan Di Nikahkan Dengan Putri Raja. Siapa Pun Boleh Mengikuti Sayembara Ini. Asalkan Orang Tersebut Mampu Melakukannya. Joko Kendil Mendengar Sayembara Tersebut Dan Langsung Memohon Kepada Ibunya Agar Di Perbolehkan Untuk Mengikuti Sayembara Itu. Ibunya Sempat Melarang Karena Hal Itu Sangatlah Mustahil. Ibunya Merasa Joko Kendil Tidak Mungkin Mendapatkan Gamelan Yang Di Maksud Oleh Raja. Namun, Joko Kendil Tetap Memaksa. Akhirnya Ibunya Mengalah Dan Membawa Joko Kendil Ke Istana. Di Istana Semua Orang Yang Melhat Joko Kendil Mencemooh Dan Menertawakan. Namun, Joko Kendil Tetap Bersikap Tenang. Lagi Pula, Putri Raja Juga Tidak Keberatan Jika Joko Kendil Menjadi Salah Satu Peserta Dari Sayembara. Setelah Semua Peserta Siap. Raja Memerintahkan Mereka Untuk Mengeluarkan Gamelan Lokananta Yang Telah Di Janjikan. Ibunya Sudah Mulai Khawatir Karena Joko Kendil Sama Sekali Tidak Membawa Seperangkat Gamelan. Joko Kendil Menenangkan Ibunya. Lalu, Ia Mengucapkan Sebuah Mantra. Tiba-Tiba Munculah Seperangkat Gamelan Yang Sangat Indah Dan Mempesona. Dari Seluruh Peserta Yang Sudah Di Uji Tidak Ada Satupun Gamelan Yang Benar-Benar Merupakan Gamelan Lokananta. Namun, Tiba-Tiba, Terdengar Alunan Merdu Sebuah Gamelan. Gamelan Itu Adalah Milik Joko Kendil. Semua Orang Terpukau Dengan Ke Indahan Bunyi-Bunyian Yang Keluar Dari Gamelan Itu. Maka Terpilihlah Joko Kendil Sebagai Pemenangnya Dan Ia Akan Di Nikahkan Dengan Putri Raja Yang Sangat Cantik. Pada Hari Pernikahan. Kedua Mempelai Duduk Di Kursi Pengantin Di Hadapan Seluruh Undangan. Tiba-Tiba, Tanpa Di Sangka, Sang Putri Memeluk Joko Kendil Dengan Sangat Erat Sampai Joko Sulit Untuk Bernapas. Terjadilah Sebuah Peristiwa Yang Sangat Mengagetkan. Joko Kendil Yang Buruk Rupa Berubah Menjadi Seorang Pangeran Yang Sangat Tampan. Melihat Kejadian Itu. Raja Langsung Menjelaskan Kepada Semua Undangan. Sesungguhnya Maksud Di Adakannya Sayembara Pada Waktu Itu, Karena Raja Mendapat Sebuah Bisikan Suci Ketika Meminta Petunjuk Dalam Memilih Calon Suami Anaknya. Dalam Bisikan Itu Di Sebutkan Bahwa Calon Menantu Raja Adalah Seorang Pangeran Yang Sangat Tampan, Gagah Perkasa Dan Sakti. Berkat Kesaktianya Ia Akan Menciptakan Gaamelan Lokananta Dari Kayangan. Selain Itu Putri Raja Juga Harus Memeluk Calon Suaminya Pada Saat Duduk Di Pelaminan. Raja Juga Menjelaskan Bahwa Joko Kendil Adalah Pangeran Yang Di Kutuk Oleh Ayahnya Akibat Melanggar Larangan Ayahnya. Namun, Kutukan Itu Akan Berakhir Jika Dapat Pelukan Dari Calon Istrinya Sebelum Mereka Sah Sebagai Suami Istri. Pesan moral dari Cerita Rakyat Jawa Tengah Joko Kendil adalah Begitulah Kisah Joko Kendil Yang Selama Hidupnya Sering Di Ejek Dan Di Cemooh Orang Karena Fisiknya. Namun, Di Balik Itu Semua, Karena Kesabaran Ia Memperoleh Kebahagian Yang Sangat Luar Biasa. Hidup Bahagia Selamanya Dengan Istri Yang Sangat Cantik Baca cerita rakyat dari Jawa Tengah lain yang menarik di blog Cerita tersbeut bisa kalian temukan di artikel cerita rakyat indonesia paling populer dari pulau jawa dan Cerita Rakyat Timun Mas dari Jawa Tengah lDhuO.
  • 7jnpfi3s8o.pages.dev/568
  • 7jnpfi3s8o.pages.dev/461
  • 7jnpfi3s8o.pages.dev/293
  • 7jnpfi3s8o.pages.dev/403
  • 7jnpfi3s8o.pages.dev/478
  • 7jnpfi3s8o.pages.dev/595
  • 7jnpfi3s8o.pages.dev/160
  • 7jnpfi3s8o.pages.dev/562
  • cerita joko kendil dalam bahasa jawa